Tahukah Kawan Lori? Dalam dunia tenun lurik, ada banyak istilah-istilah lokal yang menarik untuk diketahui. Selain menambah pengetahuan, memahami istilah-istilah ini secara tidak langsung juga membuat kita memaknai dan mendalami nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di balik tenun lurik. Sebab, sebagian besar istilah tersebut lahir dari pengalaman menenun yang kaya dan diwariskan secara turun temurun.
Yuk, simak beberapa istilah selengkapnya:
- Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM): Alat tenun tradisional yang digerakkan dengan tangan tanpa menggunakan mesin. Ini adalah alat utama dalam pembuatan tenun lurik tradisional.
- Cengkolan: Proses merapikan benang yang sudah ditenun untuk memastikan motif dan tekstur kain lurik seragam dan rapi.
- Nganji: Proses memberi kanji pada benang agar lebih kuat dan tidak mudah putus saat ditenun.
- Ngrengga: Proses membuat motif pada kain lurik dengan menggunakan benang yang berbeda warna atau jenis.
- Ngeteng: Proses memintal benang dari kapas atau bahan lainnya sebelum digunakan untuk ditenun.
- Mbatik: Proses memberi pewarnaan pada kain lurik dengan teknik batik, menciptakan kombinasi antara motif tenun dan motif batik.
- Pakan dan Lungsi: Pakan adalah benang melintang yang digunakan dalam proses tenun, sementara lungsi adalah benang panjang yang membentang di alat tenun.
- Cacahan: Motif lurik dengan garis-garis yang tidak sama lebar, memberikan kesan lebih dinamis pada kain.
- Telupat: Motif lurik yang memiliki pola garis dengan variasi warna dan bentuk, sering kali membentuk pola geometris.
- Ketekan: Bagian dari alat tenun yang digunakan untuk mengatur ketegangan benang agar hasil tenunan rata dan rapi.
- Bedhak: Pewarna alami yang digunakan untuk memberi warna pada benang atau kain sebelum atau sesudah proses tenun.
Memahami istilah-istilah tersebut dapat membantu dalam memahami lebih dalam tentang proses pembuatan, teknik, dan budaya di balik tenun lurik, serta menghargai keindahan dan kerumitan dari kain tradisional ini.